Berkomunikasi di Saat Sulit

Image

Komunikasi tidak dapat dipungkiri lagi merupakan aktivitas yang terbesar yang kita lakukan setiap hari. Baru bangun tidur, check facebook, menyalakan TV nonton berita pagi, main-main bersama Anak, berangkat kerja. Sampai di kantor sarapan, sambil ngobrol apapun, dan ini berlanjut terus sampai kita tidur lagi. Tidur pun masih berkomunikasi lewat mimpi :).

Tetapi komunikasi ini sering kali kondisinya tidak selalu mudah, kita mulai defensif ketika seseorang mulai berlaku tidak bertanggung jawab ataupun menyerang secara langsung.

Dan parahnya lagi, secara fisiologis tubuh kita tidak di disain untuk situasi yang aman seperti saat ini. Tubuh kita selama ribuan tahun dikondisikan pada keadaan perang ataupun menghadapi alam liar. Akibatnya pilihannya hanya “Lawan” atau “Lari”. Merasakan ancaman seperti demikian, tubuh kita mulai mengalirkan adrenalin dalam jumlah banyak, hal ini sangat krusial di kondisi masa lalu, kita harus lari atau menghadapi serigala yang menyerang. Dan rasio secara otomatis harus dikurangi, kita harus mengandalkan intuisi dan reflex, karena situasinya sangat kritis.

Akibatnya hal yang penting dalam masa lalu menjadi dilema, tubuh kita bersiap melawan atau lari ketika kita merasa terancam oleh kata-kata rekan kerja, pasangan, atasan yang notabene tidak boleh di tinggal lari atau di lawan. Karena kita akan menyesal seumur hidup.

Hal yang sama pun terjadi pada diri rekan kita, ketika mereka merasa terancam, mereka pun memiliki response yang sama, karena dibangun dari disain yang sama, sehingga akibatnya pertarungan pun menjadi seru, kalau tidak dikatakan mengerikan.

Sehingga sangat penting dalam berkomunikasi, kita selalu mawas diri terhadap serangan “adrenalin” ini, sebelum situasi di luar kendali kita. Di lain pihak kita harus membangun rasa aman terhadap lawan bicara kita, agar “adrenalin” juga tidak menyerang mereka.

Beberapa cara bisa dilakukan untuk meningkatkan rasa aman ini, antara lain:

  • Kita harus ingat Tujuan Bersama dalam kita berkomunikasi, jika tujuannya memang untuk saling menjatuhkan sebaiknya tidak perlu diteruskan. Dan tampaknya sangat jarang Tujuan Bersama kita terhadap rekan, atasan atau pasangan ini untuk saling menjatuhkan. Bila kita yang berkomunikasi sadar akan tujuan besarnya, kita akan merasa lebih aman dalam kondisi ini.
  • Rasa hormat dan kesopanan juga sangat penting dalam membangun rasa aman ini, tanpa adanya rasa hormat, sangat sulit rasanya untuk merasa aman.

Tapi harus diakui, sangat sulit melawan perasaan “Serang” atau “lari” ini…..

One thought on “Berkomunikasi di Saat Sulit

Add yours

  1. Wah, aku harus belajar banyak dalam hal komunikasi.
    Apalagi kalau lagi stress tingkat tinggi, sulit berkomunikasi dengan baik. Banyak pesan sulit sampai kalau nada dan intonasi bicara meninggi, apalagi kalau ditambah kata-kata kasar.

Leave a comment

Blog at WordPress.com.

Up ↑